AKUNTANSI INTERNASIONAL
PERBANDINGAN ANTARA IFRS DENGAN PSAK
Disusun oleh
4EB13
ANANDA PUTRI AULIA 20210634
AWIKA BAHANI 21210236
IMAS MASTUROH 23210481
INDRI NOVITASARI 23210538
MOCHAMMAD HAFIZH 24210439
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2014
BAB I
Pendahuluan
1. 1 Latar Belakang
Semakin derasnya arus globalisasi yang menghilangkan batas batas geografis dalam kegiatan perekonomian telah menuntut adanya sistem akuntansi dan pelaporan keuangan yang seragam dan dapat diterima di berbagai negara. Untuk itu, dibentuklah suatu standar yang bernama IFRS (International Financial reporting standar) sebagai suatu pakem umum dalam usaha harmonisasi standar akuntansi keuangan. Dengan adanya suatu standar yang diterima secara internasional, diharapkan keterbandingan laporan keuangan antar negara menjadi lebih tinggi. Indonesia, sebagai suatu negara berkembang pun tidak ketinggalan dalam mengadopsi IFRS. Adopsi PSAK ke IFRS pun semakin menggaung ketika IAI mencanangkan konvergensi penuh IFRS ke PSAK pada tahun 2012. Diharapkan, dengan adanya konvergensi ini dapat memudahan pemahaman terhadap laporan keuangan yang dikenal secara internasional serta dapat meningkatkan arus investasi
Proses konvergensi IFRS di Indonesia terbagi atas tiga tahap, yaitu:
1. Tahap adopsi (Tahun 2008-2010)
2. Tahap persiapan (Tahun 2011)
3. Tahap implementasi (2012)
Dalam tahap konvergensi ini terdapat beberapa kendala yang dihadapi seperti perlunya penyesuaian standar internasional terhadap aspek hukum di Indonesia, penyesuaian terhadap aturan perpajakan, kesiapan sumber daya manusia yang belum matang, serta masalah keberadaan lembaga standar akuntansi Indonesia yang belum independen.
Berdasarkan uraian di atas, maka kami akan membandingkan antara IFRS dan PSAK di Indonesia
1. 2 Rumusan Masalah
Bagaimana perbandingan antara IFRS dan PSAK di Indonesia ?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui perbandingkan antara konsep yang terdapat di IFRS dengan yang terdapat dalam PSAK dan disusun berdasarkan urutan standar yang digunakan IFRS.
2. Untuk dapat memberikan sumbangan pikiran kepada pihak perusahaan yang mungkin bermanfaat dalam penyajian lapora keuangan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian IFRS
Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards
(IFRS) adalah Standar dasar, Pengertian dan Kerangka Kerja yang diadaptasi oleh Badan Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards Board (IASB)). Sejumlah standar yang dibentuk sebagai bagian dari IFRS dikenal dengan nama terdahulu Internasional Accounting Standards (IAS). IAS dikeluarkan antara tahun 1973 dan 2001 oleh Badan Komite Standar Akuntansi Internasional (Internasional Accounting Standards Committee (IASC)). Pada tanggal 1 April 2001, IASB baru mengambil alih tanggung jawab guna menyusun Standar Akuntansi Internasional dari IASC. Selama pertemuan pertamanya, Badan baru ini mengadaptasi IAS dan SIC yang telah ada. IASB terus mengembangkan standar dan menamai standar-standar barunya dengan nama IFRS.
2.2 Kerangka Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Berdasar IFRS
Elemen Laporan Keuangan
1. Neraca
2. Laporan Laba Komperhensif
3. Laporan Perubahan Ekuitas
4. Laporan Arus Kas
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
6. Laporan Posisi Keuangan pada Perioda Komparatif
· Pemakai Laporan Keuangan.
Pemakai
|
Kepentingan
|
Internal (Manajemen)
|
Melihat besar kecilnya laba dan mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan. Dan Informasi dalam laporan keuangan dapat digunakan untuk menentukan plan dan strategi perusahaan.
|
Eksternal (Investor)
|
Menilai prospek tidaknya perusahaan tersebut (Mengukur resiko-resiko investasinya)
|
Pemberi Pinjaman (Biasanya Bank)
|
Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi pinjamannya.
|
Pemerintah dan Badan Regulator Lain
|
Untuk menganalisa CAR perusahaan, sebagai pertimbangan kebijakan pajak, menghitung statistic pendapatan nasional.
|
Supplier
|
Untuk menentukan kebijakan kredit terhadap perusahaan.
|
Pelanggan
|
Mengetahui kelangsungan hidup perusahaan.
|
Karyawan
|
Mengetahui kelangsungan hidup perusahaan serta mengetahui perusahaan untuk memberikan balas jasa.
|
Masayarakat (termasuk akademisi)
|
Sebagai bahan pembelajaran dan ilmu pengetahuan. Selain itu dapat menjadi bahan dalam membuat tugas akhir, artikel, makalah, dan presentasi-presentasi.
|
2.3 Perlunya Standar Akuntansi Internasional
• Peningkatan daya banding laporan keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal internasional
• Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan.
• Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis.
• Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju “best practise”.
Permasalahan Yang Dihadapi Dalam Implementasi Dan Adopsi IFRS
a) Translasi Standar Internasional
Terdapat kesulitan dalam penerjemahan IFRS (bahasa Inggris) ke bahasa masing- masing negara , hal ini disebabkan :
1. Penggunaan kalimat bahasa Inggris yang panjang
2. Ketidakkonsistenan dalam penggunaan istilah
3. Penggunaan istilah yang sama untuk menerapkan konsep yang berbeda
4. Penggunaan istilah yang tidak terdapat padanan dalam terjemahannya
2.4 Perbandingan IFRS Dengan PSAK
IFRS
|
PSAK
|
S/d status 2006, terdiri 37 standar dan 20 interpretasi:
7 new standards IFRS
30 standar IAS
9 new Interpretation (IFRIC)
11 Interpretasi (SIC)
|
S/d status 31 desember 2008, terdiri dari 62 standar dan 8 interpretasi, 3 technical buletin umumnya diadopsi dari IAS, namun beberapa menggunakan referensi SFAS.
|
Dimulai sejak 1974 (IAS)
|
Dikembangkan sejak 1994 (PAI)
|
Lebih merupakan standar umum, hanya ada 4 standar khusus industri
|
industri (15 standar)
|
PERBANDINGAN PENERAPAN IFRS DENGAN PSAK
IFRS
|
PSAK
|
|
|
BAB III
PEMBAHASAN
PENDAHULUAN DAN KERANGKA DASAR (IAS 1; PSAK 1)
No
|
PERBEDAAN
|
IFRS
|
PSAK
|
Efek
Konvergensi
|
1
|
Cakupan
Pengaturan
|
Desain IFRS diperuntukkan untuk entitas yang bersifat profitoriented dan SME (Small Medium Enterprise). IFRS belum mengatur standar akuntansi untuk perusahaan berbasis syariah.
|
SAK diperuntukkan untuk
Entitas yang bersifat profitoriented, Nirlaba, UKM (Usaha kecil menengah) yang disebut SAK-ENTAP, dan Perusahaan berbasis syariah.
|
Akan ada
penerapan
standar yang
bersifat setengah
setengah
terhadap
perusahaan yang
berbasis syariah.
|
2
|
Kerangka
Dasar
|
Memungkinkan penilaian aktiva
tetap berwujud dan tidak berwujud menggunakan nilai
wajar. Laporan keuangan harus
disajikan dengan basis true and fair (IFRS Framework par 46)
|
Sama seperti IFRS, PSAK
memberikan alternatif
penggunaan nilai wajar untuk menilai kembali aktiva tetap berwujud dan tidak berwujud. Laporan keuangan disajikan
dengan basis “fairly stated”
(Kerangka dasar par 46)
| |
3
|
Pernyataan
kepatuhan
akan Standar
|
Entitas harus membuat
pernyataan eksplisit tentang kepatuhan akan standar IFRS
|
Entitas tidak harus membuat
pernyataan kepatuhan akan
SAK
|
Harus dibuat
pernyataan
eksplisit akan
kepatuhan pada
PSAK di CALK
|
4
|
Komponen
Laporan
Keuangan
yang lengkap
|
Komponen laporan keuangan
lengkap terdiri atas :
- Laporan posisi keuangan
(neraca)
- Laporan laba rugi
komprehensif
- Laporan perubahan ekuitas
- Laporan arus kas
- Catatan atas laporan
keuangan
- Laporan posisi keuangan
komparatif awal periode dan penyajian retrospektif terhadap penerapan
kebijakan akuntansi
|
Komponen laporan keuangan
lengkap terdiri atas :
- Neraca
- Laporan laba rugi
- Laporan perubahan ekuitas
- Laporan arus kas
- Catatan atas laporan keuangan
|
LAPORAN ARUS KAS (IAS 7; PSAK 2 REEV 1994)
No
|
PERBEDAAN
|
IFRS
|
PSAK
|
Efek
Konvergensi
|
1
|
Metode
|
Dianjurkan menggunakan metode langsung, namun metode tidak langsung tetap diperbolehkan
|
Tidak ada pengaturan, kecuali untuk Perusahaan Publik (Listed Company) harus menggunakan Metode Langsung sesuai Peraturan Bapepam VIII G 7 yang telah diubah dengan KEP-
06/PM/2000.
|
Diperlukan pengaturan
lebih lanjut tentang
kebolehan penggunaan
kedua metode arus kas
ataukah hanya menggunakan
metode langsung dalam
pelaporan keuangan
kepada public dan pajak..
|
2
|
Arus kas
terkait pos
luar biasa
|
Item pos luar biasa tidak diperbolehkan dalam IFRS
|
Masih diperkenankan
menggunakan istilah pos luar biasa, dan diklasifikasikan sesuai dengan sifat transaksinya, apakah sebagai aktivitas operasi, investasi atau
pendanaan
|
PERSEDIAAN (IAS 2; PSAK 14 REV 2008)
No
|
PERBEDAAN
|
IFRS
|
PSAK
|
Efek
Konvergensi
|
1
|
Pengukuran biaya
|
Pengukuran persediaan
berdasarkan biaya
atau net realizable
value (nilai realisasi
bersih) mana yang
lebih rendah
|
Sama dengan IFRS,
Persediaan harus
diukur berdasarkan
biaya atau
nilai realisasi neto,
mana yang lebih
rendah.
| |
2
|
Penggunaan
Metode LIFO
|
IFRS melarang
penggunaan metode
LIFO (Last In First
Out). Hanya boleh
menggunakan metode FIFO atau rata-rata tertimbang
|
Dalam PSAK No 14
Rev 1994, penggunaan metode LIFO masih
diperbolehkan.
Namun dalam Revisi
tahun 2008 penggunaan metode LIFO sudah dilarang. Hanya digunakan metode FIFO (First in First Out) / MPKP (Masuk Pertama
Keluar Pertama) atau
Rata-rata tertimbang.
|
Diperlukan
penyesuaian aturan
terhadap pelarangan metode LIFO dalam
konteks perpajakan
|
PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA (IAS 10; PSAK 8 REV 2003)
No
|
PERBEDAAN
|
IFRS
|
PSAK
|
Efek
Konvergensi
|
1
|
Pengungkapan
|
Mengatur pengungkapan dan penyesuaian laporan
keuangan terkait peristiwa baik yang bersifat favorable maupun unfavorable yang terjadi antara akhir periode
pelaporan hingga tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit
|
Mengatur
pengungkapan dan
penyesuaian laporan keuangan terkait peristiwa baik yang bersifat favorable maupun unfavorable yang terjadi antara Tangal neraca hingga tanggal
penyelesaian Laporan
keuangan
| |
2
|
Pihak yang dapat mengubah laporan keuangan setelah
diterbitkan
|
Terdapat pengungkapan fakta adanya pihak yang
dapat mengubah laporan keuangan setelah diterbitkan jika ada
|
Tidak diatur
|
AKTIVA TETAP (IAS 16; PSAK 16 REV 2007)
No
|
PERBEDAAN
|
IFRS
|
PSAK
|
Efek
Konvergensi
|
1
|
Penilaian Aktiva
|
Penerapan prinsip
nilai wajar dalam
penilaian Aset. Aktiva dapat diukur dengan
menggunakan dua
pendekatan, yaitu
model revaluasi dan
model harga
perolehan.
|
Sama dengan IFRS
|
Penggunaan jasa
independent appraisal (penilai) akan berkembang untuk asset yang tidak dapat diukur nilai pasarnya.
|
2
|
Metode penyusutan
|
Metode penyusutan
yang digunakan harus ditelaah secara periodik.
Koreksi akibat
penelaahan ini akan
diperlakukan sesuai
dengan IAS 8. Dimungkinkan juga
perubahan terhadap
metode penyusutan
jika dalam hasil review terdapat perubahan signifikan dengan pola
pemanfaatan
ekonomi yang diharapkan dari aktiva tersebut.
|
Sama dengan IFRS,
dengan penyesuaian
sesuai dengan PSAK
25
|
Perlunya
penyesuaian
terhadap peraturan
permohonan ijin
terhadap Ditjen
Pajak untuk
melakukan
perubahan metode
penyusutan.
|
Purba, Marisi P, IFRS Konvergensi dan Kendala Aplikasinya di Indonesia, Graha Ilmu, Yogyakarta,2010
Deloitte Publication, IFRS and Indonesian GAAP A Comparison (Jan 2007)
Delioite Publication, IFRS Model Financial Statement, 2010
KPMG Publication, IFRS compared to Indonesian GAAP
IAS 1 – 41, dari Standar Akuntansi IFRS di blog http://staff.blog.ui.ac.id/martani