Sabtu, 28 Mei 2011

Industry kreatif di Indonesia


Bila dilihat sebenarnya banyak sekali peluang dan tantangan yang bisa memberikan dan menghasilkan nilai lebih dan menjadi sebuah industri baru jika dikelola dengan dasar pengelolaan ekonomi yang baik. Dari mulai proses produksi, inventori, sampai dengan distribusi memasarkan.
Dalam industry kreatif , manusia /SDM menjadi sangat berperan penting dan menjadi modal utama untuk membuat aktivitas ekonomi untuk menghasilkan satu industri baru. Dari proses kreativitas berpikir, kreativitas bertindak, dan dilandasi pengetahuan ekonomi yang baik maka akan lahir generasi kreatif yang bisa membuat dan menghasilkan produk/ jasa kreatif yang memiliki value atau benefit untuk masyarakat.
hal terpenting setelah proses terciptanya satu produk/ jasa kreatif maka yang diperlukan adalah kemampuan memasarkan yang baik dengan membuat distribution channel yang tepat dan luas. Hal ini tentu saja sangat penting karena akan menjadi percuma jika setelah tercipta satu produk/ jasa hasil proses kreativitas. Namun, tidak mampu untuk memasarkannya. Jadi, industri kreatif tidak hanya  tentang proses penciptaan produk/ jasa kreatif tapi menyeluruh sampai dengan proses pemasaran –selling, advertising, dan lain-lain yang harus kreatif (creative marketing).

Prospek industry kreatif di  Bandung

Bandung merupakan kota yang paling maju dalam perkembangan industri kreatif di Indonesia. Mengapa Bandung bisa menjadi kota yang paling maju dalam hal industri kreatif? Jawabannya adalah karena di Bandung telah tercipta satu lingkungan atau ekosistem yang kondusif dan mendukung untuk perkembangan industri kreatif.
Semua daerah di Indonesia bisa menjadikan kota Bandung sebagai role models pengembangan Industri kreatif, dan salah satu cara yang terpenting adalah dengan membuat lingkungan/ environment yang kreatif di segala lini dan aspek. Dari lingkungan kreatif dalam jangka panjang akan tercipta budaya kreatif yang akan menjadi identitas bangsa dalam jangka waktu yang lama bahkan turun temurun. Indonesia akan menjadi bangsa yang kreatif kalau sudah terbentuk budaya kreatif.
Wakil Ketua Dewan Pengurus Perkumpulan untuk Peningkatan Usaha Kecil (Pupuk) Kawi Boedisetio mengatakan, industri kreatif merupakan usaha yang sangat terkait erat dengan budaya, kearifan lokal, dan akhirnya mengarah pada perolehan hak atas kekayaan intelektual (HAKI). Menurut Kawi “ industri kreatif sangat potensial karena menghasilkan peningkatan produk domestik regional bruto yang signifikan”.
Sektor usaha industry kreatif  itu tidak dikelola hanya untuk menghasilkan produksi massal dan berorientasi pada pemasukan. Oleh karena itu, wajar bila harga sejumlah produk lebih mahal dibandingkan dengan lainnya.
Industry kreatif yang menonjol di Bandung adalah Distro. Usaha tersebut terbagi dalam dua macam, yaitu distro sendiri dan clothing. Distro adalah toko yang menjual produk bermerek independen, sedangkan clothing adalah usaha yang hanya mengeluarkan produk bermerek tersebut.  Pelaku usaha distro memproduksi pakaian, seperti kaus, T-shirt, jaket, dan sweter.  Sebuah bus yang diubah menjadi distro dan berkeliling Kota Bandung menjajakan busana adalah contoh kreativitas itu.
 Salah satu perintis industri kreatif di Kota Bandung  adalah  produsen baju C-59. Pelaku industri kreatif lain adalah para pemusik yang memasarkan rekamannya tanpa jalur distribusi umum dan berkarya di luar label besar.
Industri kreatif lebih menekankan pada penjualan gagasan dari pada produknya. Nilai tambah diperoleh bukan dari volume produksi.
Meskipun industry kreatif  berkembang sebagai sentra perdagangan di Bandung, tapi di rasakan belum optimal dalam menunjang pendapatan daerah Kota Bandung. Pemicunya adalah minim dan buruknya infrastruktur dan fasilitas.
Proses pembuatan izin usaha juga masih dirasakan kurang sederhana, tidak transparan, dan memakan waktu lama. Bahkan, koordinasi antarlembaga terkait dalam pengembangan sentra seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Tenaga Kerja, Dinas Pendapatan Daerah, Dinas Perhubungan, dan kepolisian belum terpadu.




sumer :

Rabu, 11 Mei 2011

Angka harapan hidup di negara ASEAN

Angka harapan hidup adalah perkiraan jumlah tahun hidup/umur penduduk di suatu negara atau wilayah tertentu.Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan. Peningkatan usia harapan hidup penduduk dari suatu negara merupakan efek keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi dinegara tersebut. Meningkatnya perawatan kesehatan melalui Puskesmas, meningkatnya daya beli masyarakat akan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, yang pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidupnya.
Derajat  kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu:

·         Lingkungan
·         Pelayanan Kesehatan
·         Keturunan
·         Perilaku masyarakat


1.      Singapura , adalah negara yang memiliki angka harapan hidup paling tinggi ,yaitu :
·         2005 = 80 th
·         2006 = 80,1 th
·         2007= 80,4 th
·         2008 = 80,7 th).
Selain kesejahteraan, salah satu faktor dalam memperlama usia harapan hidup rata-rata di Singapura adalah bahwa di awal 1980-an, pemerintah mengakui bahwa negara itu memiliki populasi usia tua yang banyak, dengan rata-rata usia warga yang semakin meningkat terus. Pemerintah berencana dan menargetkan Singapura memiliki fasilitas perawatan kesehatan yang sangat baik untuk orang tua.
2.      Brunei Darussalam
·         2005 : 76,9 th
·         2006: 77,1 th
·         2007 : 77,2 th
·         2008 : 77,4 th
3.      Malaysia
·         2005 : 73,7 th
·         2006 : 73,9 th
·         2007 : 74,2 th
·         2008: 74,4 th
4.      vietnam
·         2005 : 73,7 th
·         2006 : 73,9 th
·         2007 : 74,2 th
·         2008 : 74,4 th
5.      philiphina
·         2005 : 71 th
·         2006 : 71,3 th
·         2007 : 71,6 th
·         2008 : 71,8 th
6.     Indonesia
Berdasarkan data statistik yang dikeluarkan oleh Kementrian Koordinator Kesejahteraan Rakyat , trend Usia Harapan Hidup (UHH) rakyat indonesia terus meningkat dari 54 pada tahun 1980 menjadi 70 pada tahun 2008.
·      2005 : 69,7 th
·      2006 : 70,1 th
·      2007 : 70,4 th
·      2008 : 70,8 th

 
7.      Thailand
·       2005 : 68,4 th
·       2006 : 68,5 th
·       2007 :68,7 th
·       2008 : 68,9 th

8.      Laos
·       2005 : 63,6 th
·       2006 : 64 th
·       2007 : 64,5 th
·       2008 : 65 th

9.      Myanmar
·       2005 : 60,6 th
·       2006 : 60,8 th
·       2007 : 61,1 th
·       2008 : 61,6 th

10.      Kamboja
·      2005 : 59,3 th
·      2006 : 59,8 th
·      2007 : 60,4 th
·      2008 : 61 th

sumber: